PERAN WANITA DALAM
MENGUBAH WAJAH DUNIA
Oleh : Ening Widiyarti*
Dalam
sejarah bangsa-bangsa lampau, wanita selalu mengalami keterpinggiran,
baik secara sosial; budaya; hukum; poitik; ekonomi; dan sebagainya.
Tengoklah sejarah Yunani yang wanita-wanita terhormatnya disekap dalam
istana, sementara kalangan bawah memperjualbelikan wanita-wanitanya.
Bangsa Romawi, wanita-wanitanya berada dalam kekuasaan ayahnya. Setelah
kawin, kekuasaan tersebut berpindah ke tangan sang suami. Kekuasaan ini
mencakup kewenangan menjual, mengusir, menganiaya dan membunuh.
Orang-orang Arab jahiliyyah merasa malu apabila bayi yang lahir dari
rahim istrinya adalah perempuan. Sehingga bayi tersebut perlu dibunuh.
Sementara itu, kehidupan wanita jawa tidak lebih dari sekedar konco ing wingking-nya kaum laki-laki. Tugas utama wanita Jawa berkisar diseputar “sumur-dapur-kasur”.
Peradaban
Hindu dan Cina tidak lebih baik dari bangsa-bangsa di atas. Kehidupan
kaum wanita harus berakhir bersamaan dengan meninggalnya sang suami. Si
istri harus rela dibakar hidup-hidup berbarengan dengan dibakarnya mayat
sang suami. Dalam ajara Yahudi, martabat kaum wanita sama dengan
pembantu. Apabila tidak mempunyai saudara laki-laki, sang bapak berhak
menjualnya. Disamping itu, wanita diangggap sebagai sumber laknat karena
perempuanlah Adam terusir dari surga. Demikian pula kaum Nasrani,
mereka menganggap wanita adalah senjata iblis untuk menyesatkan manusia.
Menyimak
uraian di atas, muncul sebuah pertanyaan : Masihkah ada celah sehingga
wanita mempunyai peran dalam perubahan wajah dunia ?
Islam dan Kaum Wanita
Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, seluruh makhluk dan rahmat
bagi kaum laki-laki juga kaum wanita. Ajaran Islam berkehendak
mengangkat harkat, martabat dan derajat manusia, baik laki-laki maupun
perempuan. Hak dan kewajiban diberikan kepada kaum laki-laki ataupun
perempuan. Dalam kontek beribadah dan amal sholeh yang mempunyai dampak mashlahat untuk ummat, kaum laki-laki maupun perempuan mempunyai kewajiban yang sama untuk melakukannya.
Kelahiran
Islam tidak dimaksudkan sebagai pengulangan kembali sejarah
pengekangan, pembatasan dan penempatan wanita pada posisi tidak wajar
sebagaimana bangsa-bangsa dan agama-agama lainnya. Islam memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi pemeluk-pemeluknya untuk menciptakan
kemakmuran dan keadilan di muka bumi. Islam juga memberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses pencerahan dunia. Tidak ada batasan
yang membatasi pemeluk Islam melakukan sesuatu yang membawa
kemashlahatan.
Sejarah Islam mencatat nama-nama besar muslimah yang mempunyai peran luar biasa dibidangnya masing-masing. Khodijah binti Khuwailid
(istri pertama Rasulullah SAW.), adalah orang pertama yang menyatakan
iman atas kerasulan Muhammad SAW., suaminya, milyuner yang rela
mengorbankan harta bendanya untuk dakwah Islam, istri yang setia dalam
suka maupun duka serta mendukung penuh perjuangan suami. Fatimah Binti Muhammad SAW., adalah
orator ulung, terjun ke dunia politik dengan mencalonkan Ali bin Abi
Tholib (suaminya) menjadi kholifah pertama sekalipun hingga akhir
hayatnya tidak terwujud. ‘Aisyah binti Abi Bakar (istri
Rasulullah SAW.), adalah perawi al-Hadits hebat karena meriwayatkan
hadits tidak kuran dari 2210 Hadits, terjun dikancah politik pada masa
Usman bin Affan dengan berani menegur kebijakan Usman (sang kholifah),
menjadi komandan tertinggi dalam peran Jamal melawan Ali, wanita intelek
dan seorang orator besar. Asy-Syifa (ummu Sulaiman), seorang
guru wanita pertama dalam Islam (salah satu muridnya adalah Hafshah
binti Umar, istri Rasulullah SAW.), penasehat Kholifah Umar bin Khottob.
Rufaidah adalah seorang pendiri rumah sakit dan Palang Merah pertama zaman Nabi Muhammad SAW. Zubaidah (istri
Harun al-Rasyid), pembuat kanal dari sungai Tigris di Baghdad sampai
pada Arafah di Makkah, membangun masjid-masjid, waduk dan jembatan. Qohromanah, merupakan hakim wanita pertama yang keahliannya diakui oleh Abu Hasan. Laila Katun, pahlawan wanita dalam perang melawan kaum salib dari Eropa. Ummu Kholil, penguasa mesir pada akhir pemerintahan Dinasti Ayyubiyah. Qoro Fatimah Khanum, Pemimpin tentara Kurdistan di Turki yang berperang melawan tentara Rusia. Rabi’ah al-Adawiyah¸yang sangat menguasai lirik dan Syair-syair puisi sufi sebagai jalan pendekatan diri kepada Allah SWT.
Kesempatan yang Terbuka lebar
Keadaan
sekarang benar-benar berubah dan berbeda dengan masa lampau yang penuh
“penjajahan” bagi kaum perempuan. Sekarang wanita benar-benar
berkesempatan meraih keinginannya setinggi-tingginya dan seluas-luasnya.
Kalau pada masa lampau demkian kelabu bagi kaum perempuan, sebagian
mereka ada yang mampu berprestasi sangat hebat, apakah ada alasan untuk
tidak berprestasi saat ini ?. Menjadi sangat ironis apabila kaum
perempuan sekarang tidak mampu berprestasi.
Selama
abad XX kita mencatat banyak prestasi yang yang telah diukir oleh kaum
perempuan. Nyai Walidah Ahmad Dahlan yang mampu menjadi pelopor
pergerakan wanita Indonesia, Margareth Teacher yang mampu menjadi
Perdana Mentri Inggris, Indra Gandhi menjadi Perdana Mentri India,
Qorazon Aquino menjadi Presiden Philipina.
Di
bidang ekonomi, banyak wanita yang menjadi direktur perusahaan besar,
ekonom, pengamat, cendikiawan, mentri, dan sebagainya. Di bidang hukum,
banyak yang menjadi hakim, pembela, pengamat, penuntut umum, pakar dan
sebagainya. Di bidang militer, banyak yang menjadi jendaral dan
menduduki jabatan strategis.
Pada
pokoknya, ingin menjadi apapun kaum perempuan mempunyai kesempatan
untuk meraihnya. Tidak ada lagi dominasi pria yang bisa menghalangi
langkanya. Hanya satu hal yang perlu diingat, bahwa secara kodrati
wanita adalah istri bagi suami dan ibu bagi anak-anak. Tugas sebagai
istri dan ibu tidak boleh ditinggalkan. Jangan sampai mempunyai
kedudukan terhormat, tetapi di dalam rumah tidak dapat menciptakan
harmoni rumah tangga bersama suami dan tidak mampu menjadi teladan bagi
anak-anak. Apapun kedudukan dan jabatannya, wanita tetaplah seorang
istri dan ibu.
*Penulis
adalah Ketua PD Nasyiatul 'Aisyiyah Kab. Purbalingga Jawa Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar